Pages

Selasa, 11 Maret 2008

BACA YACH,,

Coba baca deh,,,

Sebuah bis datang dan kamu bilang,
"Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan
enggak bisa duduk nyaman neh! aku
tunggu bis berikutnya aja deh.

"Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu
melihatnya dan berkata "Aduh bisnya
kurang asik nih, enggak bagus lagi..
enggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu
berminat, tapi seakan-akan dia tidak
melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu.
Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu
bilang, "Nggak ada AC nih, bisa
kepanasan aku". Maka kamu membiarkan
bis keempat itu pergi.Waktu terus
berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu
bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah
tak sabar, kamu langsung melompat
masuk ke dalamnya. Setelah beberapa
lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu
salah menaiki bis.

Bis tersebut jurusannya bukan yang
kamu tuju! Dan kamu baru sadar telah
menyia-nyiakan waktumu sekian lama.



Moral dari cerita ini:

Sering kali seseorang menunggu
orang yang benar-benar 'ideal' untuk
menjadi pasangan hidupnya. Padahal
tidak ada orang yang 100% memenuhi
keidealan kita. Dan kamu pun sekali-
kali tidak akan pernah bisa menjadi
100% sesuai keinginan dia.Tidak
ada salahnya memiliki 'persyaratan'
untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya
juga memberi kesempatan kepada yang
berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama
seperti yang kita tuju. Apabila
ternyata memang tidak cocok, apa boleh
buat.. tapi kamu masih bisa
berteriak 'Kiri' ! dan keluar dengan
sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang
berhenti di depanmu, semuanya
bergantung pada keputusanmu.

Daripada kamu harus jalan kaki sendiri
menuju kantormu,dalam arti menjalani
hidup ini tanpa kehadiran orang yang
dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau
kebetulan kamu menemukan bis yang
kosong, kamu sukai dan bisa kamu
percayai, dan tentunya sejurusan
dengan tujuanmu, kamu dapat
berusaha sebisamu untuk menghentikan
bis tersebut di depanmu, agar dia
dapat memberi kesempatan kepadamu
untuk masuk ke dalamnya.

Karena menemukan yang seperti itu
adalah suatu berkat yang sangat
berharga dan sangat berarti.
Bagimu sendiri, dan bagi dia.
Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?
Hope, Faith and Love... let it be the
most important thing in your life

Beberapa Permasalahan Remaja

Bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi hidup sebagai orang dewasa.


Sebetulnya, apa yang terjadi sehingga remaja merupakan memiliki dunia tersendiri. Mengapa para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya?. Mengapa remaja seolah-olah memiliki masalah unik dan tidak mudah dipahami?


Masa Remaja


Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.


Dimensi Biologis


Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.


Dimensi Kognitif


Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.


Dimensi Moral


Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam. (Baca juga artikel: Perkembangan Moral)


Dimensi Psikologis


Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja. (Baca juga artikel: Remaja & Tokoh Idola)

Salah satu topik yang paling sering dipertanyakan oleh individu pada masa remaja adalah masalah "Siapakah Saya?" Pertanyaan itu sah dan normal adanya karena pada masa ini kesadaran diri (self-awareness) mereka sudah mulai berkembang dan mengalami banyak sekali perubahan. Remaja mulai merasakan bahwa “ia bisa berbeda” dengan orangtuanya dan memang ada remaja yang ingin mencoba berbeda. Inipun hal yang normal karena remaja dihadapkan pada banyak pilihan. Karenanya, tidaklah mengherankan bila remaja selalu berubah dan ingin selalu mencoba – baik dalam peran sosial maupun dalam perbuatan. Contoh: anak seorang insinyur bisa saja ingin menjadi seorang dokter karena tidak mau melanjutkan atau mengikuti jejak ayahnya. Ia akan mencari idola seorang dokter yang sukses dan berusaha menyerupainya dalam tingkahlaku. Bila ia merasakan peran itu tidak sesuai, remaja akan dengan cepat mengganti peran lain yang dirasakannya “akan lebih sesuai”. Begitu seterusnya sampai ia menemukan peran yang ia rasakan “sangat pas” dengan dirinya. Proses “mencoba peran” ini merupakan proses pembentukan jati-diri yang sehat dan juga sangat normal. Tujuannya sangat sederhana; ia ingin menemukan jati-diri atau identitasnya sendiri. Ia tidak mau hanya menurut begitu saja keingingan orangtuanya tanpa pemikiran yang lebih jauh.

Banyak orangtua khawatir jika “percobaan peran” ini menjadi berbahaya. Kekhawatiran itu memang memiliki dasar yang kuat. Dalam proses “percobaan peran” biasanya orangtua tidak dilibatkan, kebanyakan karena remaja takut jika orangtua mereka tidak menyetujui, tidak menyenangi, atau malah menjadi sangat kuatir. Sebaliknya, orangtua menjadi kehilangan pegangan karena mereka tiba-tiba tidak lagi memiliki kontrol terhadap anak remaja mereka. Pada saat inilah, kehilangan komunikasi antara remaja dan orangtuanya mulai terlihat. Orangtua dan remaja mulai berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda sehingga salah paham sangat mungkin terjadi.

Salah satu upaya lain para remaja untuk mengetahui diri mereka sendiri adalah melalui test-test psikologis, atau yang di kenal sebagai tes minat dan bakat. Test ini menyangkut tes kepribadian, tes intelegensi, dan tes minat. Psikolog umumnya dilatih untuk menggunakan alat tes itu. Alat tes yang saat ini umum diberikan oleh psikolog di Indonesia adalah WISC, TAT, MMPI, Stanford-Binet, MBTI, dan lain-lain. Alat-alat tes juga beredar luas dan dapat ditemukan di toko buku atau melalui internet; misalnya tes kepribadian.

Walau terlihat sederhana, dampak dari hasil test tersebut akan sangat luas. Alat test psikologi dapat diibaratkan sebuah pisau lipat yang terlihat sekilas tidak berbahaya; namun di tangan orang yang “bukan ahlinya” atau yang kurang bertanggung-jawab, alat ini akan menjadi sangat berbahaya. Alat test jika diinterpretasikan secara salah atau tidak secara menyeluruh oleh orang yang tidak berpengalaman atau tidak memiliki dasar ilmu yang cukup untuk mengartikan secara obyektif akan membuat kebingungan dan malah membawa efek negatif. Akibatnya, para remaja akan merasa lebih bingung dan lebih tidak merasa yakin akan hasil tes tersebut. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk mencari psikolog yang memang sudah terbiasa memberikan test psikologi dan memiliki Surat Rekomendasi Ijin Praktek (SRIP), sehingga dapat menjamin obyektivitas test tersebut.

Satu hal yang perlu diingat adalah hasil test psikologi untuk remaja sebaiknya tidak ditelah mentah-mentah atau dijadikan patokan yang baku mengingta bahwa masa remaja meruipakan masa yang snagat erat dengan perubahan. Alat test ini tidak semestinya dijadikan buku primbon atau acuan kaku dalam penentuan langkah untuk masa depan, misalnya dalam mencari sekolah atau mencari karir yang cocok. Seringkali, seiring dengan perkembangan remaja dan perubahan lingkungan sekitarnya, konklusi yang diterima dari hasil test bisa berubah dan menjadi tidak relevan lagi. Hal ini wajar mengingat bahwa minat seorang remaja sangat labil dan mudah berubah.

Sehubungan dengan explorasi diri melalui internet atau media massa yang lain, remaja hendaknya berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil-hasil yang di dapat dari test-test psikologi online melalui internet. Harap diingat bahwa banyak diantara test tersebut masih sebatas ujicoba dan belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu dibutuhkan kejujuran untuk mampu menerima diri apa adanya sehingga remaja tidak mengembangkan identitas "virtual" yang berbeda dengan diri yang asli. (baca juga artikel: Explorasi Diri Melalui Internet)


Selain beberapa dimensi yang telah disebutkan diatas, masih ada dimensi-dimensi yang lain dalam kehidupan remaja yang belum sempat dibahas dalam artikel ini. Salah satu dari dimensi tersebut diantaranya adalah dimensi sosial.


Tip untuk Orangtua


Dalam kebudayaan timur, masih banyak orangtua yang menganggap anak adalah milik orangtua, padahal seperti yang dituliskan oleh Khalil Gibran: Anak Hanya Titipan Sang Pencipta. Ia bukan kepanjangan tangan orangtua. Ia berhak memiliki kehidupannya sendiri, menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Tentu saja peran orangtua sangat besar sebagai pembimbing. Dalam usia remaja, kemampuan penentuan diri inilah yang semestinya dilatih. Remaja seperti juga semua manusia lainnya – belajar dari kesalahan. Bagi para orangtua ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:



* Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai orang yang akan berangkat dewasa. Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai calon orang dewasa.
*

Hargai perbedaan pendapat dan ajaklah berdiskusi secara terbuka. Nasihat yang berbentuk teguran atau yang berkesan menggurui akan tidak seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yang lebih dihargai oleh para remaja selain sosok orangtua bijak yang bisa dijadikan teman.


* Tetaplah tegas pada nilai yang anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai anda menjadi jangkar yang kokoh di mana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda.


* Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Pada dasarnya, tidak ada anak remaja yang ingin kehilangan orangtuanya.


* Mengertilah bahwa masa remaja untuk anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas.


* Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal, misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek, atau tiba-tiba ber bungee-jumping ria. Selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk ke dalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka. Ada remaja yang menurut tanpa membantah keinginan orangtua mereka dalam menentukan peran mereka, misalnya jika kakek sudah dokter, ayah dokter, kelak iapun “diharapkan dan disiapkan” untuk menjadi dokter pula. Namun ada juga anak remaja yang memang tidak ingin masuk ke dalam dunia yang sama dengan orangtua mereka. Dalam hal ini janganlah memaksakan anak mengikuti kehendak orangtua. Seperti Kahlil Gibran ….anak hanya titipan, ia milik masa depan dan kita milik masa lalu.


* Kenali teman-teman anak remaja anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu memungkinkan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia tidak/ kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

nice one for all the girls out there ^^

Pagi ini, 18 Agustus 2007 aku menerima
sms dari seorang teman baikku. Seorang
wanita. Sms tersebut menyebutkan bahwa
dia menyukai seorang pria yang wajahnya
cukup di kenal di televisi belakangan
ini. Kebetulan aku cukup kenal dengan
presenter muda berbakat itu dan kami
sesekali sms-an saling menanyakan kabar
masing-masing. Kepada temanku itu aku
berkata, “Sangat manusiawi hehehe…
Tetapi dia sudah punya kekasih. Kalaupun
belum kamu mesti bersaing dengan ratusan
wanita yang mungkin memiliki rasa yang
sama. Coba aja..”

Sejujurnya, aku sudah sering mendengar
teman-teman wanitaku sharing dia
menyukai pria ini, pria itu dan …entah
siapa lagi selanjutnya. Bahkan aku
pernah membaca blog seorang wanita yang
aku kenal baik, di dalamnya ia menulis
bagaimana ia suka dengan seorang pria
dan sangat berharap dapat menjadi
kekasihnya. Ia merindukan sang arjuna
yang belum tentu tahu apa yang ia
rasakan. Bagai pungguk merindukan bulan.
Kasihan…

Di usiaku yang sudah menginjak 28 tahun,
tentunya aku memiliki banyak teman, pria
dan wanita yang sebaya denganku.
Kalaupun di bawah atau di atas, usianya
tidak jauh-jauh dari angka tersebut.

Aku coba untuk merenung, kenapa
beberapa—bahkan mungkin banyak—teman
wanitaku atau lebih tepatnya para wanita
belum menemukan seorang pria yang bakal
menjadi pasangan hidupnya. Padahal
setahuku, bagaimanapun minus-nya seorang
wanita (kalau ia menganggap dirinya
demikian), paling tidak pernah satu kali
“ditembak” pria, dengan kalimat ini,
“Aku menyukaimu” atau “Bersediakah
engkau menjalani hubungan yang lebih
serius denganku?”. Kenapa aku bisa
begitu yakin? Mari aku ceritakan:

Selama 5 tahun lebih aku bekerja di
sebuah rumah produksi yang menayangkan
acara Solusi di salah satu stasiun
televisi swasta itu, banyak kisah nyata
mirip Cinderella yang aku temukan. Ini
benar-benar nyata! So real!! Bukan
sinetron, bukan film. Sebut saja Maria
Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si
buruk rupa” dengan bentuk tangan dan
kaki yang sama sekali tidak sempurna,
menggunakan kursi roda, namun menemukan
“pangeran” yang baik hati berdarah
Inggris. Pria ini begitu setia
mendampinginya bahkan berhasil
mengajarinya berenang. Hari ini mungkin
mereka sudah menikah.

Ada juga Indrawati, manusia terpendek
Indonesia yang pernah masuk MURI karena
bisa melahirkan dengan normal. Kalau
melihat bentuk fisiknya, sangat tidak
sempurna, namun menemukan seorang suami
dari kalangan terhormat dan sangat
mencintainya dengan sepenuh hati. Di
Bandung, kami juga memiliki narasumber
si pelukis Patricia Saerang, seorang
yang melukis dengan kakinya atau
mulutnya karena tidak memiliki tangan.
Namun menemukan pria berdarah Eropa yang
sangat mencintainya. Hari ini mereka
sudah menikah dan hidup bahagia.

Jadi, kalau mau banding-bandingan dengan
wanita-wanita yang aku sebutkan diatas,
bagaimana mungkin kalau teman-teman
wanita ku itu belum bisa menemukan “sang
pangeran cinta”? Bulsyetttttt! !!! Kalau
mau banding-bandingan, teman-teman
wanitaku itu tergolong wanita yang
cantik, dengan fisik yang nyaris
sempurna dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Setelah aku analisa, inilah inti
permasalahannya:

Ternyata banyak wanita tidak tahu
kuncinya. Untuk membuka baut ukuran 12,
kita harus menggunakan kunci ring atau
kunci pas dengan ukuran yang sama, 12.
Sebut saja hal apa lagi yang lain
sebagai perumpamaan. Dari zaman Adam dan
Hawa sampai sekarang, wanita memang
didesain untuk tidak memulai terlebih
dahulu dalam hal cinta. Ekstrimnya,
wanita dilarang jatuh cinta terlebih
dahulu dan mengejar-ngejar pria. Karena
wanita memang tidak di desain untuk itu.
Perihal ada budaya di daerah tertentu
dimana pria di lamar oleh wanita, aku
sangat tidak berminat membahasnya. Dan
sampai hari aku masih menganggapnya
sebuah keanehan. Aneh!!!! Namun aku
menghormatinya.

Aku suka kata-kata ini: Cowok menang
milih, cewek menang nolak!!!

Kedengarannya win-win solution. Ya… bisa
begitu. Cowok memang bisa memilih wanita
mana saja yang dia suka. Cowok bisa saja
jatuh cinta dengan wanita mana saja yang
hatinya memang “jatuh”. Toh, sampai hari
ini jumlah cewek di dunia ini
jauhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari
cowok. Di Batam, para wanita bahkan
sering bertengkar memperebutkan pria,
karena komposisi antara wanita dan pria
di kota ini memang sangat tidak
seimbang. Jumlah wanitanya
jauhhhhhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.

Cowok kalau nembak cewek ditolak, respon
selanjutnya ada dua, pertama: mencoba
lagi untuk kedua, ketiga, keempat, atau
kesekian kalinya atau kedua, tidak
melanjutkan dan berkelana mencari yang
lain lagi. Toh, jumlah wanita
jauhhhhhhhhhhhh lebih banyak dari pria.
Dan harga diri seorang pria tidak akan
turun dan tercabik-cabik hanya karena
cintanya ditolak. Karena pria seorang
pejuang sejati, dia pasti akan mencoba
dan mencoba lagi. Sampai dapat! “Emang
cewek elo doang??” . Pikiran seperti itu
ada kadang di sana .

Tetapi kalau wanita begitu agresif
terhadap pria, lalu kemudian ditolak
hehhee… Jawab sendiri kata yang tepat
untuk itu.

Pria dan wanita sama-sama didesain untuk
menjadi pemenang. Menang! Cowok menang
milih, cewek menang nolak. Masalahnya
sekarang banyak wanita yang mencoba
untuk merubahnya menjadi: Cewek menang
milih. Jadi kalau cewek menang
milih…maka berarti cowok menang nolak!

Bagi para cowok, kalau ditolak adalah
hal yang biasa. Memang sedih untuk
sesaat. Tapi tidak untuk meratapinya.
Lagipula cowok didesain lebih banyak
“bermain” pikiran, daripada perasaan.
Masalahnya, apakah para cewek siap kalau
ditolak cowok setelah “menang” milih
cowok yang mana aja???

Untuk menjawab pertanyaan ini, aku mau
membagikan hal ini kepada para wanita,
khususnya.

Paling tidak ada dua wanita yang paling
dekat denganku, yang aku ketahui sangat
bahagia. Pertama adalah ibuku sendiri.
Ya, mama. Ibuku melepaskan masa gadisnya
ketika usianya 23 tahun, dilamar ayahku,
seorang pria tampan berumur 32 tahun
dengan tubuh proposional. Ketika pertama
kali bertemu ibuku, ayahku benar-benar
jatuh cinta kepadanya. Padahal saat itu,
seorang wanita sedang tergila-gila
kepadanya dan menjadi begitu agresif. Ia
ingin memiliki ayahku. Tetapi sebenarnya
pria tidak bisa berdusta, dan jarang
berpura-pura. Ayahku tidak mencintainya.
Namun wanita itu memaksanya. Ayahku pria
sejati yang harus selalu memulai dan
tidak bisa didahului seperti itu. Kepada
ibukulah, ayahku jatuh cinta. Mereka
menikah pada tahun 1978. Ayahku
berkali-kali jatuh cinta dengan wanita
yang sama, yaitu ibuku. Usia pernikahan
mereka sudah 29 tahun dan perkawinan
mereka bertambah kuat dari hari ke hari.
Aku pikir, ibuku adalah wanita yang
paling bahagia di bumi ini karena dia
tahu kuncinya. Dia dicintai dan
diperlakukan bak ratu.

Kemudian yang kedua, saudaraku
satu-satunya. Adik perempuanku yang
manis itu. Di usianya yang 26 tahun
seorang pria yang sangat mencintainya
dan telah setia menunggunya selama 6
tahun, menyatakan keinginannya untuk
menghabiskan waktunya nanti bersamanya.
Meskipun enam tahun yang lalu, adikku
tidak meresponinya, namun akhirnya ia
luluh juga. Kali ini adikku tahu
kuncinya: bahwa wanita didesain untuk
DICINTAI dan bukan memulai untuk
mencintai. Sebelumnya, aku tahu adikku
berharap dapat menjalani hubungan dengan
seorang pria gagah dari angkatan laut.
Namun pria itu ternyata tidak sepenuh
hati mencintainya. Ia sadar, bahwa ia
harus melupakan pria itu dan memberi
kesempatan untuk yang lain. Hari ini
adikku, diperlakukan bak ratu oleh
kekasihnya. Begitu dicintai, dilindungi,
diperhatikan dan hubungan mereka semakin
menunjukkan kualitas yang semakin baik,
hari ke hari. Aku pikir, adikku wanita
yang paling bahagia saat ini. Karena
seorang pria datang kepadanya dan
mencintainya dengan sepenuh hati dan
sepenuh jiwa.

Sebaliknya, aku menemukan ada wanita
yang memulai terlebih dahulu, begitu
agresif dan sangat mencintai seorang
pria dan akhirnya memang mendapatkannya
dan bahkan menikah dengannya. Namun
sayang, sesungguhnya dia tidak pernah
mendapatkan cinta dari suaminya. Karena
suaminya punya cinta yang lain. Dan
wanita itu harus membayar harganya.
Sangat mahal. Ia harus berkorban selama
perkawinannya berlangsung. Ia harus
berkorban materi yang terus-menerus dan
yang paling menyedihkan selalu korban
perasaan. Padahal bukankah seharusnya
suaminya yang memenuhi kebutuhan
materinya? Muka mereka menjadi begitu
kusut dan tubuh mereka menjadi begitu
kering. Karena tidak ‘disirami’ cinta
suaminya. Karena sekali lagi, suaminya
punya cinta yang lain.

Para wanita, daripada engkau mencintai
pria yang tidak mencintaimu, atau hanya
sekedar berpura-pura mencintaimu,
mengapa engkau tidak belajar mencintai
pria yang sangat mencintaimu dan
memperlakukanmu dengan begitu berharga?
Mungkin awalnya engkau tidak begitu
menyukainya. Namun jika mengingat bahwa
ia begitu mencintaimu, mengapa wanita
tidak mencoba untuk BELAJAR mencintainya
dan memberinya kesempatan.

Percayalah bahwa dalam kamus pria tidak
ada istilah BELAJAR mencintai. Mau
wanita yang ditujunya seperti apa, mau
gemuk, mau pendek, mau rada tulalit atau
sebut saja kekurangan lainnya,
percayalah bahwa pria adalah makhluk
yang jatuh cinta, bukan belajar untuk
mencintai. Tetapi, wanita bisa BELAJAR
mencintai. Tatkala melihat kegigihan
seorang pria yang tidak pernah berhenti
menakhlukkan hatinya, tatkala melihat
pengorbanan, perhatian dan kasih sayang
yang diberikan, aku mendengar banyak
kesaksian akhirnya wanita menyerah.

Berdasarkan apa yang aku lihat, bahkan
aku mengadakan riset untuk hal ini,
wanita yang bijak adalah wanita yang
jatuh cinta dengan pria yang terlebih
dahulu jatuh cinta kepadanya. Bukan
jatuh cinta dengan pria yang pura-pura
jatuh cintanya kepadanya.

Bagi pria, Anda dilarang untuk
berpura-pura jatuh cinta. Karena setelah
engkau menjalaninya, lama-lama pura-pura
itu akan hilang dan engkau pasti akan
berkelana mencari cinta yang lain. Bukan
yang pura-pura. Karena bagaimanapun
engkau tidak bisa membohongi dirimu sendiri.

Kalau aku mencoba untuk pura-pura
mencintai wanita yang pernah sangat
mencintaiku, mungkin hari ini aku sudah
memiliki anak dengannya dan sudah
menjadi orang kaya secara materi. Tetapi
aku pasti membuatnya menderita karena
kepura-puraan itu. Aku akan berkelana
mencari cinta yang lain. Dan itu sangat
menyakitkan. Karena hubungan itu sudah
sampai kepada pernikahan, mau tidak mau
kita harus tetap meneruskannya, kalau
tidak mau anak-anak yang menjadi korban
perceraian. Namun harganya terlalu mahal
untuk dibayar. Para pria tidak
dibenarkan untuk menjadi begitu brengsek
dan memanfaatkan wanita yang jatuh cinta
kepadanya, sementara itu sendiri punya
cinta yang lain. Para pria tidak
dibenarkan menjadi begitu bejat untuk
memanfaatkan uang, fasilitas dan materi
yang diberikan oleh wanita yang
mencintainya, dengan harapan bisa
mendapatkan cinta sang pria. Itu pria
yang licik dan pengecut.

Untuk para wanita, mungkin kalian
gelisah di usia yang hampir menginjak
kepala tiga belum menemukan pasangan
sejati. Mungkin ia sudah datang, tetapi
Anda menolaknya. Karena memang anda
didesain untuk “menang nolak”. Tetapi
mungkin saja anda lupa kuncinya.
Kuncinya adalah anda sebaiknya jangan
memulai terlebih dahulu dan kalau sulit
menjangkaunya, anda menjadi begitu
agresif. Anda harus tahu kuncinya bahwa
anda didesain untuk dicintai dan
diperlakukan bak ratu. Bukan menjadi
seorang yang mengejar-ngejar pria.

Berulang kali kukatakan kepada
teman-teman wanitaku. “Kalau ada seorang
pria yang datang kepada kalian dan
menyatakan cintanya, berpikirlah dua
kali untuk menolaknya.” Jangan sampai
anda menyesal di kemudian hari.

Aku tidak menyarankan kalian untuk
terburu-buru menjawab, “Ya”. Aku hanya
mengatakan, “Berpikir dua kali terlebih
dahulu untuk menolaknya.” Siapa tahu,
ini cinta sejatimu?

Wanita, anda begitu berharga. Ciptaan
terindah. Anda ditentukan untuk begitu
dicintai, dikagumi, dilindungi,
dikasihi, diperhatikan, diayomi dan aku
tidak tahu harus menyebutnya apa lagi…
Kalian ditentukan untuk diperlakukan bak
ratu setiap hari.

Karena manusia ditentukan untuk hidup
berpasang-pasangan, hai para wanita,
bersiap-siaplah seorang pangeran cinta
datang kepadamu, menyatakan betapa ia
ingin menghabiskan waktunya bersamamu,
dan memberikan seluruh cintanya
kepadamu. Namun, ketika pangeran cinta
itu datang, apakah engkau akan langsung
menolaknya? atau “berpikirlah dua kali
untuk berkata ‘tidak’”, karena siapa
tahu ini orang yang akan memperlakukanmu
bak ratu. Tidak peduli bentuk fisikmu,
tidak peduli tingkat pendidikanmu bahkan
tidak peduli masa lalumu. Ia akan datang
dengan kata-kata ini, “Aku mencintaimu
walaupun…..”

PERCAYA DIRI = CANTIK

Semakin kita kehilangan suatu kepercayaan diri, maka akan akan semakin sulit kita memutuskan yang terbaik yang harus kita lakukan pada diri kita sendiri. Keragu-raguan itu akan pula menyulitkan kita untuk mengaktualisasikan siapa diri kita sebenarnya. Bisa jadi kita yang seharusnya menjadi lebih baik dari sekarang, tetap pada posisi yang sama. Tidak bergerak maju.
Cantik merupakan satu yang terpancar dari kepercayaan diri yang telah kita bangun. Mungkin keadaan jasmani kita tidak semolek selebritis, tapi kita pandai memanfaatkan kelebihan yang kita miliki untuk menghalangi orang memandang kekurangan kita, melainkan hanya melihat kelebihan kita saja. Kita begitu percaya diri dengan apa pun yang kita miliki.


Arti Sebuah Kecantikan

Menjadi cantik, siapa sih yang tidak mau...setiap cewek menginginkan dirinya diberikan anugerah kecantikan yang sempurna dari Tuhan, cantik dan menjadi perhatian banyak orang, terkenal dan bangga dengan dirinya sendiri. Menjadi cantik apakah selalu diukur dengan keindahan lahiriah saja? Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda dan itu kembali pada sejauh mana orang tersebut menilai arti sebuah kecantikan.
Paling sering kita sekarang mendengan Inner beauty yaitu kecantikan yang berasal dari dalam. Sudah jelas bahwa kecantikan memang bukan saja melihat secantik apa wajah kita, seindah apa tubuh kita, tapi kecantikan dari dalam dapat mendongkrak sisi terburuk yang kita miliki.
Lulu Dewayanti, moldel beken Indonesia bisa jadi patokan yang bagus. Wajahnya tidak begitu cantik, tapi percaya dirinya yang kuat telah membuat pribadinya begitu menarik. Dia sukses di model bukan dengan mengandalkan wajah cantik melainkan dia berusaha mencapainya dengan percaya diri.

Jika kita Tidak merasa Cantik

Membandingkan diri kita dengan supermodel..wah jauh sekali,..mereka terlihat sangat cantik dalam suasana apapun tapi kita..mengapa kita selalu merasa jelek dibandingkan orang lain...ubahlah pandangan itu dalam diri kita karena tak ada satupun mahluk Tuhan diciptakan jelek..semuanya cantik, tergantung darimana kita memandangnya, okelah dari sudut lahiriah supermodel adalah mahluk yang cantik tapi jauh dilubuk hati yang terdalam kita adalah yang paling cantik.Bentuklah kecantikan sesuatu dengan apa yang kamu inginkan, kalaupun memang benar kamu merasa tidak cantik tapi buatlah diri kamu cantik dengan selalu menjadi orang serasi dalam mempadu-padankan busana, menata diri kamu sebaik mungkin dan jadilah orang yang menyenangkan bagi setiap lingkungan yang kamu datangi.

Mengubah pandangan mengenai Arti cantik yang sesungguhnya

Jangan menilai kecantikan dari keindahan lahiriah saja, ubahlah pandangan kamu mengenai arti kecantikan kamu, kecantikan tidak dapat dinilai dari satu sudut pandang saja melainkan dari berbagai segi yang satu sama lain saling mendukung, kecantikan adalah perpaduan dari keindahan lahiriah dan batiniah, keindahan lahiriah tanpa keindahan batiniah akan terasa hambar tetapi keindahan Batiniah akan memancarkan keindahan lahiriah. Kecantikan lahiriah akan terasa hambar jika tidak diseimbangi oleh kecantikan batiniah.

Syukuri yang kamu miliki

Rasa syukur akan segala karunia yang Tuhan berikan kepadamu akan membuat diri kamu selalu merasa bahagia pada setiap harinya, kamu menjadi orang yang tak pernah mengeluhkan suatu hal, kamu selalu dapat menempatkan diri kamu pada porsi yang sesungguhnya, kamu menghargai diri kamu sendiri dengan apapun bentuk kekurangan dan kelebihan kamu, kamu bersyukur dan kamu akan selalu merasa bahagia, kebahagiaan yang kamu rasakan akan terpancar pada sikap keseharian kamu, kamu menjadi ceria dan selalu tersenyum, maka kecantikan yang kamu idamkan akan kamu dapatkan.
Alangkah bahagianya jika kita dapat menyuskuri siapa pun diri kita. Kita akan terhindar dari perasaan iri, dengki, rendah diri, dan tertekan. Kita akan mencintai diri kita sendiri, dengan kondisi apa pun yang kita miliki.
Desi Fitri, seorang penyanyi yang memiliki kekurangan pada anggota badannya, begitu tampil percaya diri dengan kelebihan pada suaranya. Suaranya yang merdu dipergunakan untuk membuatnya lebih menarik. Lupakan kekurangan yang kita miliki, karena tak ada seorangpun yang sempurna.

Keindahan Batiniah

Banyak orang mengatakan keindahan batiniah (inner beauty) sangat sulit untuk dimiliki tapi itulah kecantikan yang mutlak harus dimiliki setiap orang, keindahan lahiriah akan dengan mudah dimiliki apalagi di abad canggih ini, orang yang berhidung pesek bisa mancung, orang berkulit hitam bisa menjadi putih, semuanya bisa mungkin untuk menjadi indah secara lahiriah tapi kenapa alangkah sulitnya mencapai keindahan batiniah?..untuk mencapai keindahan yang mutlak ini diperlukan suatu kesadaran bahwa keindahan batiniah adalah yang paling penting untuk dimiliki. Dan untuk mencapai keindahan batiniah adalah memerlukan suatu proses yang sulit jika tidak diimbangi oleh keyakinan diri sendiri bahwa itulah yang harus dimiliki.

Kecantikan Lahiriah tidaklah abadi

Bolehlah sekarang kamu merasa sombong dengan keindahan lahiriah yang kamu miliki tapi ingat bahwa keindahan itu hanya sesaat kamu miliki, tak ada yang abadi dalam kehidupan ini selain keindahan batiniah. Seiring dengan waktu akan memudarkan kecantikan kita, pelan namun itu pasti terjadi, namun apakah keindahan batiniah itu akan pupus seiring dengan waktu? Tidak malahan akan bertambah indah jika kamu terus mengembangbiakannya dan memeliharanya. Pribahasa mengatakan Harimau mati meninggalkan belangnya, Gajah mati meninggalkan Gadingnya, ini berarti bahwa yang ditinggalkan manusia pada kehidupan ini adalah kebaikannya.
Satu yang tak boleh kita lupakan. “TETAPLAH PERCAYA DIRI WALAU SIAPAPUN DIRI KAMU”
Cantik tanpa percaya diri, maka akan menjadi hambar. Percaya diri walau tidak cantik, maka akan menjadi menarik.